KATA PENGANTAR
Di era globalisasi seperti ini
kebutuhan akan sarana transportasi yang nyaman, murah dan cepat sangat
dibutuhkan oleh setiap orang dan transportasi yang cukup populer bagi mereka
yang membutuhkan efisiensi waktu dan kenyamanan adalah pesawat terbang.
Industri penerbangan di Indonesia
sendiri sekarang ini berkembang cukup pesat, ditandai dengan banyaknya
penerbangan domestik maupun internasional, banyaknya maskapai-maskapai
penerbangan baru dan bertambahnya bandar udara (Bandara) di berbagai daerah di
Indonesia.
Namun untuk membangun sebuah
bandar udara tidak semudah itu, sebab membangun suatu bandara harus
mempertimbangkan berbagai faktor, mulai dari faktor alam seperti angin,
ketinggian daratan maupun kondisi tanah. Selain itu harus membangun berbagai
fasilitas dan menyediakan sisem peralatan seperti radar dan navigasi, dalam
makalah ini akan diulas sedikit mengenai sistem navigasi dan peralatan yang
terdapat di bandara.
A.
PENGERTIAN
BANDARA
Bandar
udara (disingkat: bandara) atau pelabuhan udara merupakan
sebuah fasilitas tempat pesawat terban dapat lepas landas danmendarat. Bandar udara yang paling sederhana
minimal memiliki sebuah landas pacu namun
bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk
operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya. Menurut Annex 14 dari ICAO (International
Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau
perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik
secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan
pesawat.
Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah
"lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan
kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara
untuk masyarakat".
B.
FASILITAS BANDAR UDARA
Fasilitas bandar udara yang terpenting adalah:
- Sisi Udara (Air Side)
- Landasan pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter, misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai dipakai konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dlsb. Pada bandar udara yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara international terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas.
- Apron adalah tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan terminal, sedangkan taxiway menghubungkan apron dan run-way. Konstruksi apron umumnya beton bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari pesawat
- Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa menara khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.
- Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka diseduiakan unit penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan pemadan kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran, ambulance, dll. peralatan penolong dan pemadam kebakaran
- Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.
- Sisi Darat (Land Side)
· Terminal bandar udara atau concourse adalah
pusat urusan penumpang yang datang atau pergi. Di dalamnya terdapat pemindai
bagasi sinar X, counter check-in, (CIQ, Custom - Inmigration - Quarantine)
untuk bandar udara internasional, dan ruang tunggu (boarding lounge) serta
berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang. Di bandar udara besar, penumpang
masuk ke pesawat melalui garbarata atau avio bridge. Di bandar udara
kecil, penumpang naik ke pesawat melalui tangga (pax step) yang bisa
dipindah-pindah.
· Curb, adalah tempat
penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan terminal
· Parkir kendaraan, untuk
parkir para penumpang dan pengantar/penjemput, termasuk taksi
C.
FASILITAS PELAYANAN BANDARA
Adalah fasilitas yang berfungsi memberikan pelayanan operasi dan
keselamatan operasi terkait pelayanan umum. Pelayanan umum yang diberikan mulai
dari informasi berupa audio maupun video kepada pengguna yang ada di bandar
udara ataupun petugas yang terkait langsung dalam kegiatan kegiatan operasional
kantor bandar udara. Beberapa peralatan yang termasuk Peralatan Pelayanan
Bandara, adalah :
· PABX (Public Address Branch X-Change)
Yang dimaksud dengan
peralatan Public Address Branch Extension (PABX) adalah perangkat peralatan
telepon yang terdiri dari Central unit atau Main Unit, Pesawat cabang,
Kabel-kabel penghubung dan Terminal Box. Central unit adalah perangkat
peralatan utama pengontrol semua sistem operasi PABX yang berfungsi untuk
menghubungkan antar pesawat cabang dan dengan telephone line PT. TELKOM serta
mengatur, membatasi dan memantau pemakaian masing-masing pesawat cabang dengan
telephone line. Pesawat cabang adalah pesawat telepon yang dapat berhubungan
antara satu pesawat dengan pesawat-pesawat lain maupun berhubungan melalui
telephone line dalam satu jaringan Central Unit.
· FIDS (Flight Information Display System)
Peralatan Flight Information
Display System (FIDS) merupakan integrasi produk teknologi informasi system
sebagai perangkat software dan perangkat hardware yang dapat menyajikan
informasi tentang aktivitas angkutan udara, seperti pemberitahuan jadwal
keberangkatan, kedatangan pesawat, keterlambatan dan pembatalan penerbangan dan
lain-lain.
· Public address system ( PAS)
Peralatan Public Address
System (PAS) bandara adalah salah satu peralatan system audio yang fungsinya
untuk menyampaikan informasi-informasi yang berkaitan semua kegiatan di
terminal bandar udara. Informasi ini dapat berupa kegiatan angkutan udara
seperti pemberitahuan jadwal keberangkatan, kedatangan pesawat, keterlambatan
termasuk pembatalan penerbangan dan sebagai pelengkap hiburan audio. IGCS
(Integrated Ground Communication System) Sistem komunikasi darat ke darat
terpadu yang menggunakan system trunking sebagai alat bantu komunikasi yang
digunakan oleh seluruh satuan kerja yang beroperasi di bandara.
· HT (Handy Talky)
Yang dimaksud dengan
peralatan Handy Talky (HT) Transceiver adalah peralatan UHF-FM Transceiver
(Transmitter dan Receiver) dengan system multi channel dan digunakan sebagai
sarana komunikasi point to point (darat ke darat) dalam bentuk portable.
D. DVOR (DOPPLER VHF OMNI-DIRECTIONAL RANGE)
DVOR adalah fasilitas
navigasi udara yang
sangat penting. Fasilitas ini memiliki kegunaan
untuk memberikan suatu informasi kepada
penerbang mengenai arah mata angin buatan dan bekerja pada
frekuensi 108 MHz sampai dengan 118 MHz.
Sistem Doppler VOR
yang ada di Bandara
Cilacap terdiri dari 2
transmitter dengan perubahan
otomatis apabila terjadi kesalahan
dalam performa atau mati
total pada salah
satu transmitternya. DVOR menggunakan
sistem antena tunggal yang
memberikan pancaran ke segala
arah (omnidirectional) dan 48
antena non directional
yang diletakkan mengelilingi antena
pusat dalam bentuk lingkaran dengan
diameter 44 ft
yang memberikan pancaran Doppler.
Pola pancaran dari DVOR dihasilkan antara sinyal
Referensi yang dipancarkan oleh
antena carrier dan sinyal Variabel yang dipancarkan oleh antena sideband. Sinyal DVOR DVOR memancarkan
dua sinyal yang berbeda yaitu :
a. Sinyal Referensi adalah sinyal 30 Hz AM dipancarkan
dengan fase sesaat seragam ke segala arah yang dihasilkan dari sinyal RF
carrier (fc) yang dimodulasi AM dengan sinyal 30 Hz seperti pada
Gambar 1. Modulasi AM antara 30 Hz
referensi dan sinyal carrier.
Kemudian sinyal yang
dihasilkan ini dipancarkan oleh antena
carrier yang berada di tengah-tengah kesatuan antena DVOR.
b. Sinyal Variabel adalah sinyal yang
dihasilkan dari modulasi frekuensi yang
berasal dari simulasi pergerakan atau perputaran sumber sinyal RF non
directional (fc±9960 Hz) di sekeliling lingkaran dengan diameter lingkaran 44
ft (13.4 m) dengan kecepatan 180 menimbulkan modulasi frekuensi 30 Hz. Hal ini
dilakukan dengan penghubung saklar elektronik secara berurutan pada setiap
antena antena) yang terletak di sekeliling antena carrier. Pola pembentukan
sinyal Variabel ditunjukkan pada gambar 4.2.
Gambar 2.
Pola pembentukan sinyal Variabel.
Percampuran antara
sinyal Referensi dan sinyal
Varibel terjadi di
udara (space modulation Kombinasi sinyal
Referensi dan sinyal
Variabel yang dipancarkan ke
udara akan menghasilkan frekuensi carrier
yang dimodulasi AM
oleh 9960 Hz
(sub carrier). Selanjutnya
9960 Hz bermodulasi dengan
30 Hz FM
karena efek Doppler. Dengan
demikian menunjukkan hasil pancaran
DVOR untuk modulasi di udara dari
sinyal-sinyal tersebut.
Gambar 3. Sinyal pancaran dari DVOR
Sinyal Referensi
dan sinyal Variabel umumnya digambarkan
sebagai pola fase
sesaat, pada saat beda
fase kedua sinyal
ini sama maka akan
menunjukkan line off
magnetic North Dimanapun lokasi
pesawat yang berada
di dalam 30 Hz seperti pada
gambar 4.1. Modulasi AM antara 30 Hz referensi dan Kemudian sinyal yang
dihasilkan ini yang berada di tengah
kesatuan antena DVOR. Sinyal Variabel
adalah sinyal yang dihasilkan dari modulasi frekuensi yang berasal dari simulasi pergerakan atau
perputaran sumber (fc±9960 Hz) di sekeliling lingkaran dengan diameter
lingkaran 44 ft (13.4 m) dengan kecepatan 1800 rpm yang menimbulkan modulasi
frekuensi 30 Hz. Hal ini dilakukan dengan penghubung saklar elektronik secara
berurutan pada setiap antena sideband (48 antena) yang terletak di sekeliling
antena . Pola pembentukan sinyal Variabel Pola pembentukan sinyal Variabel. Percampuran antara
sinyal Referensi dan space
modulation). Kombinasi
sinyal Referensi dan
sinyal Variabel yang dipancarkan ke
udara akan menghasilkan yang dimodulasi
AM oleh 9960 Selanjutnya 9960
Hz subcarrier bermodulasi dengan
30 Hz FM
karena efek Doppler. Dengan
demikian gambar 4.3 menunjukkan hasil
pancaran DVOR untuk sinyal tersebut. Sinyal pancaran dari
DVOR Sinyal Referensi dan
sinyal Variabel umumnya digambarkan
sebagai pola fase
sesaat, pada saat beda
fase kedua sinyal
ini sama maka line
off magnetic North. Dimanapun lokasi
pesawat yang berada
di dalam relasi untuk
menuju DVOR dapat
secara seksama menentukan arah
dari perbedaan fase antara
sinyal Referensi dan
sinyal Variabel. Perbedaan fase
antara sinyal Variabel dan
sinyal Referensi terhadap
arah ditunjukkan pada gambar 4.4
Gambar 4. Perbedaan fase antara sinyal Variabel dan sinyal Referensi
Antena DVOR
Dalam
pemasangan antenna DVOR kita
harus berhati menentukan tinggi
antenna tersebut.Sebab
sedikit kesalahan saja akan
dapat mempengaruhi kekuatasinyal
yang akan dipancarkan.
Untuk Itula h kita harus
dapat menentukan tinggi antenna
yang tepat agar
sinyal yang dipancarkan dapat maksimal.
Ketika antenna dipasang,
pada titik yang sangat
jauh dari antena
akan menerima 2 sinyal sekaligus. Satu adalahsinyal yang
berasal dari radiasi
langsung antenna dan yang satu
lagi adalah sinyal yang berasal dari sinyal yang
dipantulkan oleh tanah. Sinyal
pantulan memiliki lintasan yang
lebih panjang dari
sinyal langsung sehingga dapat
menimbulkan perbedaan fasa dari
2 sinyal tersebut. Akibat pemantulan
dihasilkan perubahan fasa 1800
, oleh karena
itu jika perbedaannya lebih
dari 180 (atau kelipatannya
1 ½ maka kedua sinyal
akan diterima dalam satu
fasa sehingga akan
saling menambah. Jika panjang
lintasan 1 atau kelipatannnya
( 2λkedua sinyal akan saling
mengurangi atau bahkan akan saling
menghilangkan. Gambar 4.5 di
bawah ini mennjuksinyal
yang akan diterima
oleh pesawat yaitu sinyal
langsung dan sinyal
tidak langsung yang berasal
dari pantulan tanah. relasi untuk
menuju DVOR dapat
secara seksama menentukan arah
dari perbedaan fase antara
sinyal Referensi dan
sinyal Variabel. Perbedaan fase
antara sinyal Variabel dan
sinyal Referensi terhadap
arah gambar 4.4. Perbedaan fase antara sinyal Variabel dan sinyal
Referensi Dalam pemasangan antenna DVOR
kita harus berhati-hati menentukan tinggi
antenna tersebut.Sebab
sedikit kesalahan saja akan dapat
mempengaruhi kekuatan sinyal yang
akan dipancarkan. Untuk itulah
kita harus dapat
menentukan tinggi antenna yang
tepat agar sinyal yang dipancarkan dapat maksimal. Ketika antenna
dipasang, pada titik yang
sangat jauh dari
antena akan menerima 2 sinyal
sekaligus. Satu adalah sinyal yang berasal
dari radiasi langsung antenna dan yang satu
lagi adalah sinyal yang berasal dari sinyal yang
dipantulkan oleh tanah. Sinyal
pantulan memiliki lintasan yang
lebih panjang dari
sinyal langsung sehingga dapat
menimbulkan ri 2 sinyal
tersebut. Akibat pemantulan dihasilkan
perubahan , oleh karena
itu jika perbedaannya lebih
dari 1800 misal
½ λ (atau kelipatannya
1 ½ λ,
2 ½ λ
, …) maka kedua
sinyal akan diterima
dalam satu fasa sehingga
akan saling menambah. Jika
panjang lintasan 1 λ,
λ, 3λ,
…), maka kedua sinyal akan saling
mengurangi atau bahkan akan saling
menghilangkan. di bawah ini
mennjukkan 2 sinyal yang
akan diterima oleh
pesawat yaitu sinyal langsung
dan sinyal tidak langsung yang
berasal dari pantulan
Gambar 5. Image Antenna
(collocated) dengan VOR
atau Glide Path ILS yang ditempatkan di dalam atau diluar lingkungan bandara
tergantung fungsinya. Pola Radiasi DVOR Pola
radiasi yang dihasilkan
oleh antena DVOR yaitu
pola radiasi yang
memiliki 3 lobe utama dengan pusat di 80 , 280 , dan 50
Gambar 6. Tiga major
lobe centred
Dari
gambar 4.6 di
atas terlihat ada
jarak yang cukup besar
antara lobe yang
satu dengan yang lainnya.
Yang menyebabkan tidak
adanya radiasi (diakibatkan adanya
penghilangan antara sinyal
langsung dan sinyal pantul) Untuk mengatasi
hal tersebut maka
DVOR akan dipasang Counterpoise
( penyeimbang tambahan) yang
dipasang tepat dibawah
antena yang bertindak sebagai area
pantul tambahan. Jika antena dipasang ½ λ diatas Counterpoise
maka akan menghasilkan lobe energi
utama yang melebar
dan berpusat di 300 .
Gambar 7. Major lobe centered yang
menggunakan
Counterpoise
Kombinasi radiasi
sinyal yang berasal
dari tanah dan dari
pantulan Counterpoise akan menghasilkan radiasi keseluruhan dari
DVOR yang akan menghasilkan cakupan
yang lebih luas
pada sudut antara 00
sampai 600 yang
terlihat pada gambar 4.7. Sedangkan
daerah tepat di atas DVOR (sudut
lebih dari 600) tidak
terdapat radiasi dan biasa
disebut dengan area
Cone of Silence dapat dilihat pada gambar 4.8.
Gambar 8. Daerah cone of silence DVOR
Ukuran dari
Counterpoise secara nyata
berpengaruh pada pola
radiasi yang akan bertindak
sebagai reflector (pemantul) diatas
sudut tertentu.Sedang pada sudut
dibawah sudut ini reflector
adalah permukaan tanah. Sudut
ini dinamakan sudut kritis
dan dapat dihitung dengan menggunakan formula
sebagai berikut :
Oleh karena
itu, cakupan sudut
rendah dihasilkan dari pantulan
permukaan tanah sedangkan untuk
cakupan sudut tinggi dihasilkan dari pantulan Counterpoise
Ketika pesawat menggunakan
fasilitas TERMINAL DVOR
yang berada di bawah
sudut 100 (akan
mendarat) akan menerima sinyal
pantul dari permukaan tanah.
Sedangkan pesawat yang menggunakan fasilitas
DVOR selama perjalanan akan
menerima sinyal dari Counterpoise.
Gambar 9. Bentuk fisik dari kesatuan Bentuk fisik dari
kesatuan DVOR di Bandara Cilacap
Pola pancaran dari DVOR AWA VRB 51D dihasilkan antara
sinyal Referensi yang dipancarkan oleh
antena carrier dan
sinyal Variabel yang dipancarkan oleh
antena sideband antara sinyal
Referensi dan sinyal Varibel terjadi di udara
(space modulation). Keberadaan
antena carrier berada di tengah dan dikelilingi oleh
48 antena sideband pada jari-jari 22 ft. Pola pancaran dari DVOR AWA VRB
51D dihasilkan antara sinyal Referensi yang dipancarkan dan sinyal
Variabel yang sideband. Percampuranan sinyal Varibel terjadi
di). Keberadaan antena berada
di tengah dan
dikelilingi oleh 48 antena sideband pada jari-jari 22 ft.
Gambar 10.
Bentuk umum VOR
E. BENTUK DAN FUNGSI MENERA ATC ( AIR
TRAFFIC CONTROL )
Gambar 11.
Menara ATC Bandara Cilacap
Salah satu peralatan elektronik di bandar udara yang berfungsi
sebagai alat yang menunjang keselamatan penerbangan adalah Recorder System.
Recorder System adalah suatu peralatan elektronik yang berguna untuk merekam
semua pembicaraan petugas Air Traffic Service (ATC) dengan Pilot di pesawat
udara. Dan dengan adanya Recorder System di bandar udara, maka apabila ada
terjadi suatu kecelakaan atau terjadi kesalahan ATC dalam memandu pesawat akan
ada kejelasan dimana posisi terjadi kesalahan. Apakah dari pihak Pilot di
pesawat udara ataukah di Air Traffic Control (ATC) dalam memandu di bandar
udara. Sehingga tidak ada lagi yang saling menyalahkan tanpa dasar yang jelas.
Ada tiga peralatan utama yang yang di rekam oleh Recorder System
di bandara, yaitu :
- Voice dari Radio Komunikasi. Salah satu peralatan petugas Air Traffic Control (ATC) di bandar udara dalam memandu pesawat udara adalah Radio Komunikasi. Semua percakapan petugas ATC yang mengontrol baik yang bertugas di Tower maupun di Approach (APP) dalam memandu pesawat udara di rekam oleh Recorder System. Apabila ada Miss sehingga terjadi perbedaan persepsi antara petugas ATC danPilot maka dengan dibuka kembali hasil rekaman tersebut akan diketahui mana yang salah diantara mereka.
- Telepon. Dalam setiap koordinasi petugas Air Traffic Control (ATC) di bandara sering menggunakan peralatan telepon. Untuk menjaga Miss Komunikasi, telepon yang dipakai koordinasi ATC juga direkam oleh Recorder System.
- Direct Speech (DS). Direct Speech atau DS adalah sarana telepon langsung yang digunakan untuk koordianasi antar bandara melalui VSAT (satelit). Untuk menjaga Miss Komunikasi, Direct Speech (DS) yang dipakai untuk koordinasi antara petugas ATC dibandara satu dengan bandara lain juga direkam oleh Recorder System
Sebuah
menara pengawas (control tower ) atau lebih khusus sebagai Air
Traffic Control Tower ,adalah nama dari unit ATC yang bertanggung jawab untuk
pergerakan sekeliling bandara dan juga nama dari bangunan untuk unit yang
mengoperasikan .Banyak bandara di Indonesia yang tidak mempunyai tower
atau frekuensi,hanya bandara tersibuk sajalah yang mempunyai tower contohnya
Soekarno Hatta yang diatur oleh menara pengAwas. Menara ATC yang permanen
,mempunyai spesifikasi yang secara system struktur biasanya berdiri di
atas bangunan lain di bandara untuk memudahkan petugas pemandu lalu lintas
udara mengawasi pergerakan pesawat didarat dan di udara bandara.
Tipikal Menara ATC
,terdiri dari beberapa peralatan :
- Radio untuk berkomunikasi dengan pesawat.
- Sistem telepon yang berhubungan dengan jalur suara dan telepon umu
- Flight Progress Strip
- Deteksi sinar atau aviation light signals,untuk berkomunikasi dengan pesawat.
- Alat pengatur angin dan tekanan
- Mempunyai display radar kecil,deteksi pergerakan dan informasi meteorology
Tujuan
dari peralatan ini untuk membantu operasi pengaturan lalu lintas udara
untuk menghindarkan tabrakan antar pesawat udara,menghindarkan pesawat
udara yang berada di daerah pergerakan pesawat dengan penghalang lainnya
dan terciptanya keteraturan lalu lintas udara.
F.
SISTEM
NAVIGASI PESAWAT TERBANG
Semua pesawat terbang dilengkapi dengan sistem navigasi
agar pesawat tidak tersesat dalam melakukan penerbangan. Panel-panel instrument
navigasi pada kokpit pesawat memberikan berbagai informasi untuk sistem
navigasi mulai dari informasi tentang arah dan ketinggian pesawat. Pengecekan
terhadap instrument sistem navigasi harus seteliti dan seketat mungkin. Sebagai
contoh kejadian yang menimpa pesawat Adam Air pada bulan pebruari 2006 sewaktu
menjalani penerbangan dari bandara Soekarno Hatta menuju bandara Hasanudin di
Makasar. Ketidaktelitian pihak otoritas penerbangan yang mengijinkan pesawat
Adam Air terbang dengan sistem navigasi yang tidak berfungsi menyebabkan
Pesawat Adam Air berputar-putar di udara tanpa tahu arah selama tiga jam,
sebelum mendarat darurat di bandara El Tari Nusa Tenggara Timur. Kesalahan
akibat tidak berfungsinya system navigasi adalah kesalahan yang fatal dalam
dunia penerbangan. Sanksi yang diberikan adalah dicabutnya ijin operasi bagi
maskapai penerbangan yang melanggar.
a.
Fasilitas Navigasi di Bandara
Fasilitas Navigasi dan
Pengamatan adalah salah satu prasarana penunjang operasi bandara. Fasilitas ini
dibagi menjadi dua kelompok peralatan, yaitu:
1.
Pengamatan Penerbangan
2.
Rambu Udara Radio
b. Peralatan Pengamatan Penerbangan
Peralatan pengamatan Penerbangan terdiri
dari :
1) Primary Surveillance Radar (PSR)
PSR merupakan peralatan untuk mendeteksi dan mengetahui posisi dan data
target yang ada di sekelilingnya secara pasif, dimana pesawat tidak ikut aktif
jika terkena pancaran sinyal RF radar primer. Pancaran tersebut dipantulkan
oleh badan pesawat dan dapat diterima di system penerima radar.
2) Secondary Surveillance Radar (SSR)
SSR merupakan peralatan untuk mendeteksi dan mengetahui posisi dan data
target yang ada di sekelilingnya secara aktif, dimana pesawat ikut aktif jika
menerima pancaran sinyal RF radar sekunder. Pancaran radar ini berupa
pulsa-pulsa mode, pesawat yang dipasangi transponder, akan menerima pulsa-pulsa
tersebut dan akan menjawab berupa pulsa-pulsa code ke system penerima radar.
3) Air Traffic Control Automation (ATC
Automation) terdiri dari RDPS, FDPS. ADBS-B
Processing dan ADS-C Processing.
4) Automatic Dependent Surveillance Broadcast
(ADS-B) dan Automatic Dependent Surveillance
Contract (ADS-C)merupakan teknologi pengamatan yang menggunakan pemancaran
informasi posisi oleh pesawat sebagai dasar pengamatan.
5)
Airport Survace Movement Ground Control
System (ASMGCS)
6)
Multilateration
7)
Global Navigation Satellite System
G. PERALATAN RAMBU UDARA RADIO PERALATAN RAMBU UDARA RADIO
Yaitu Peralatan navigasi udara yang
berfungsii memberikan signal informasi berupa Bearing ( arah ) dan jarak
pesawat terhadap Ground Stastion peralatan dan memberikan informasi berupa
IDENT.
a. Non Directional Beacon (NDB) Fasilitas
navigasi penerbangan yang bekerja dengan menggunakan frekuensi rendah (low
frequency) dan dipasang pada suatu lokasi tertentu di dalam atau diluar
lingkungan Bandar udara sesuai fungsi.
b. VHF Omnidirectional Range (VOR) Fasilitas
navigasi penerbangan yang bekerja dengan menggunakan frekuensi radio dan
dipasang pada suatu lokasi tertentu di dalam atau di luar lingkungan Bandar
udar sesuai fungsinya.
c. Distance Measuring Equipment (DME) Alat
Bantu navigasi penerbangan yang berfungsi untuk memberikan panduan /imformasi
jarak bagi pesawat udara dengan stasiun DME yang dituju (Stant range distance).
Penempatan DME pada umumnya berpasangan
DAFTAR
PUSTAKA
1.
http://kumpulankaryasiswa.wordpress.com/2011/06/14/kegunaan-menara-pengawas-lalu-lintas-udara
2.
soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.../Transportasi/navigasi/semua.htm
3.
www.juanda-airport.com/index.php?pilih=hal&id=6
6.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bandara
No comments:
Post a Comment